Senin, 07 Mei 2018

Konteks Komunikasi Bisnis




Komunikasi antarpersona (interpersonal communication) merupakan komunikasi antar seorang individu dengan individu lain, dimana masing-masing dapat bertindak sebagai sumber maupun penerima pesan. Jadi, dalam komunikasi antarpribadi ini masing-masing orang yang terlibat dapat berperan  aktif dalam proses komunikasi. Saat seorang karyawan diminta menghadap atasannya, untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan yang dibebankan kepadanya, merupakan contoh komunikasi antarpersona (Haryani, 2001: 17).
Tujuan pembentukan kelompok dalam kerangka komunikasi organisasi/ lembaga bisnis. Tujuan pembentukan kelompok itu:
  1. Memberikan kesempatan perolehan masukan dari banyak orang dengan sudut pandang yang berbeda;
  2. Memberi kesempatan agar setiap orang bias berpartisipasi, mengingat ada orang yang bisa dibebani tanggung jawab merasa tidak mampu, namun bila dibebankan pada kelompok orang tersebut merasa mampu;
  3.  Memungkinkan terjadinya pertukaran gagasan sebelum menjadi tindakan; dan
  4.  Memunculkan komitmen yang lebih besar.

Dalam kegiatan bisnis, tujuan pembentukan kelompok tersebut sangatlah penting mengingat persaingan yang semakin tajam di antara pelaku bisnis sekarang ini (Iriantara, dkk, 2008).

        Karakteristik komunikasi massa, adalah
  1. Komunikasi massa bersifat umum, yakni pesan yang disampaikan terbuka untuk semua orang;
  2. Komunikasi bersifat heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis;
  3. Media massa menimbulkan keserempakan, yakni keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah;
  4. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat nonpribadi (anonym), dan komunikasi satu arah.

Perusahaan atau industri merupakan organisasi bisnis. Organisasi terdiri dari sejumlah individu manusia. Menurut Rogers dan Rogers (dalam Tubbs dan Moss, 1998), organisasi adalah “suatu kumpulan (atau system) individu yang bersama-sama, melalui satu hierarki pangkat dan pembagian kerja, berusaha mencapai tujuan tertentu.” Mereka berperilaku sesuai dengan peran yang harus dimainkan. Pengertian dasar dari komunikasi organisasi adalah bahwa para individu itu, ketika berkomunikasi satu sama lain, masing-masing mewakili posisi yang disandangnya dalam organisasi. Setiap anggota organisasi bukanlah individu yang  “independen”, tapi sudah dikerangka oleh semacam “scenario” tugas dari suatu jabatan atau status tertentu yang terpola.

Komunikasi antar budaya terjadi bila komunikasi bisnis terjadi antara orang-orang yang berbeda bangsa, ras, agama, bahasa, tingkat pendidikan, status social atau bahkan jenis kelamin, komunikasi demikian disebut komunikasi antar budaya.

Perbedaan budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal bagi suatu organisasi bisnis. Hall dan Whyte  (Mulyana, 2009) mengungkapkan suatu peluang bisnis yang nampaknya menguntungkan bagi seorang pria Amerika gagal hanya karena pria itu meletakkan tangannya tanpa sengaja di atas bahu pria  Jawa yang menjadi mitra bisnisnya dihadapan hadirin disebuah pesta cocktail, perilaku tersebut di anggap penghinaan menurut etika Jawa. Perbedaan ekspektasi dalam komunikasi sekurang-kurangnya menyebabkan komunikasi tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman dan kesalahpahaman.










Sumber : Buku Materi Pokok SKOM4432/3sks/MODUL 1-9 KOMUNIKASI BISNIS Surwandi Sumartias Universitas Terbuka


Tidak ada komentar:
Write komentar